Program REDD+ di Kalimantan Tengah mulai memasuki proses selanjutnya setelah rentetan kegiatan COP di Bali, COP di Kopenhagen, Cancun Meksiko, dan seabreg kunjungan-kunjungan pendonor, investor REDD+ sampai menteri Norwegia dan Inggris ingin melihat Kalteng itu seperti apa setelah dinobatkan sebagai propinsi Percontohan REED+ di Indonesia. Di tambah demontrasi kegiatan atau DA-REDD+ telah dilaksanakan dan dalam perencanaan di sebagian wilayah Indonesia yang mempunyai hutan/lahan gundul ataupun di hutan lebat penyimpan karbon.
Sementara khusus untuk warga Kalimantan Tengah yang berada di tepi sungai Katingan dan Mentaya, secara histori, sebagian warganya memandang bahwa hutan merupakan sumber kehidupan mereka sehari-hari. Dengan keadaan ini, sangatlah penting kegiatan diseminasi informasi tentang REDD+ perlu di lakukan, mengapa? karena sebagian warga belum mengetahui dan mendengar langsung REDD+ itu seperti apa.
Sepertinya program REDD+ akan bisa berjalan jika disampaikan dengan niat baik dan terbuka kepada warga, dan berkeyakinan warga di sekitar proyek akan baik juga, namun entahlah, warga mau menerima atau menolak program REDD+ di hutan/lahan sumber kehidupannya? itulah yang masih "tanda tanya besar" hari ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar