Orang sunda itu seharian menyusuri jalan mulai dari kota Nangabulik untuk sampai ke desa Karang Mas (batangkawa) yang merupakan desa terujung dari Propinsi Kalimantan Tengah. Jalan yang ditelusuri mulai dari yang beraspal mulus sampai lumpur tanah. sawit, pertanian, hutan terdegradasi sampai hutan alam yang mengagumkan masih terlihat di wilayah ini. sangat beruntung, motor supraX 125 cukup tangguh melewati medan tanjakan dan turunan yang licin dan berlumpur. ada hti, hph di daerah ini tapi tidak menunjukkan aktifitasnya. air sungai yang bening, padi tugal di perbukitan serta pondok warga lokal menyatu dengan alam sekitarnya. sesampainya di desa Karang Mas, hal pertama yang dilakukan adalah mencari warung untuk membeli bahan bakar minyak bensin, berapa pun harganya pasti dibeli yang penting barang itu ada, he...he...he.... Hal lumrah ketika warga lokal heran sekaligus ingin tahu maksud dan tujuan datang ditambah melihat kondisi pakaian yang sudah menyatu dengan tanah-tanah jalanan. yang jelas, karena sedang musim kayau beberapa warga menyarankan untuk berhati-hati dalam perjalanan menuju penginapan di desa Sepoyu atau di desa Kudangan Kecamatan Delang. hari sudah beranjak sore dan bersiap meninggalkan desa dengan berpamitan, dan rasa tenteram karena bahan bakar penuh ternyata bercampur juga dengan rasa sedikit takut kemalaman di jalan, tak segan tanjakan dan turunan licin lumpur dan berbatu disikat habis sambil memperhitungkan batas kecepatan normal motor supaya sedikit tidak rusak. jam hp menunjukkan pukul 18.34 WIB dan tiba di pertigaan sepoyu delang dan motor pun sedikit dinaikan gasnya karena jalanan sudah beraspal dicampur tanah merah keras. tak terasa penginapan sepoyu pun terlewat dan entah kenapa gas motor sepertinya tidak mau turun dan kepalang tanggung untuk menuju desa kudangan yang belum pernah tahu dan dimana letaknya. akhirnya sekitar pukul 20.12 WIB tiba di desa Kudangan yang hening tapi meriah dan banyak truk-truk pengangkut istirahat di desa ini. penginapan pun di dapat, seperti punya rasa penasaran yang kuat untuk mencoba minuman lokal (milo) yang wangi dan menghangatkan untuk meluruskan kembali struktur tulang, sendi dan urat darah. hal itu sangat mudah didapat dan banyak beredar karena sudah tradisi warga lokal. dan mencoba milo sambil berbincang dengan warga, entahlah baru 1 gelas kecil, bagian tubuh mulai dari mata, kepala sampai sendi tulang seolah berputar kencang dan lemas seperti ada gempa di tempat itu, aku pun menyerah untuk tidur namun sampai malam terus berputar kepala ini dan panas, akhirnya tempat mandi disulap menjadi tempat tidur sementara, yach ..., setelah seharian berjalan di kudangan aku tersungkur lemas...
Peraturan-Peraturan Kegiatan REDD+ di Indonesia
Dibawah ini merupakan kumpulan peraturan-peraturan, keputusan-keputusan dan kesepakatan-kesepakatan yang mengatur cara bermain untuk usaha kegiatan mitigasi perubahan iklim dalam kerangka REDD+ di Indonesia.
Kumpulan ini didapat dari media kemenhut, lsm lingkungan dan media elektonik.
Pasar dan Pelabuhan Samuda
Pasar H. Umar Hasyim atau dikenal dengan nama Pasar ini terletak di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Kotawaringin Timur. Setiap harinya, pasar ini ramai dikunjungi oleh warga dari berbagai desa-desa di kecamatan bagian selatan Kotawaringin Timur dan juga dari kecamatan yang terletak di Kabupaten Katingan. Barang-barang yang ada di pasar ini serba lengkap mulai dari pangan, sandang papan, perbengkelan sampai alat komunikasi. Dalam soal harga, pasar ini sangat kompetitif malah cenderung lebih murah dengan harga yang ada di pasar Sampit.
Di Kerokan Hantipan, Lahan Karet seluas 12 Ha Terbakar Habis
Setelah 2 tahun berjuang bersama-sama untuk meningkatkan ekonomi keluarga lewat penanaman pohon karet di kerokan Hantipan, lahan karet seluas 12 ha milik 6 dari 10 anggota kelompok Gambut Lestari Desa Bapinang Hulu ludes terbakar. Sejarah terus berulang di daerah ini, walau telah me-list penanggulangan, koordinasi kelompok sampai penyediaan alat, tetap saja jika nasib buruk menghampiri dalam sekejap lahan untuk masa depan itu lenyap tanpa ada satu batang rumput pun yang berdiri. Memang bulan Agustus menuju hari raya Idul Fitri itu, daerah ini kering kerontang dan kerokan hantipan pun hanya berkedalaman 2 cm. Beruntung tidak semuanya terbakar habis, karena kelompok datang dan bahu-membahu memadamkan api yang disinyalir datang dari bekas bakaran makan malam pemburu rusa.
Cara Membuat Getah Jelutung/pantung (dyera lowii) dan Pemasaran
Tahapan membuat getah Jelutung/Pantung (dyera lowii) dan pemasaran
1. menyiapkan wadah ember/timba/baskom ukuran besar yang telah dibalur/diolesi oleh tanah liat.
2. mencurahkan getah jelutung/pantung ke wadah yang sudah disiapkan
3. mencampur dengan air
4. menambahkan pengental getah dengan asam cuka/terusi
5. diaduk sampai rata mencampur selama 15 menit
6. menunggu reaksi pengentalan dan kering
7. pengumpulan jelutung/pantung yang sudah kering dalam kolam berair
8. pengangkutan getah jelutung/pantung jadi dengan alat transportasi
9. penimbangan untuk dipasarkan
(1) (2) (3)
(4) (5) (6)
(7) (8) (9)
1. menyiapkan wadah ember/timba/baskom ukuran besar yang telah dibalur/diolesi oleh tanah liat.
2. mencurahkan getah jelutung/pantung ke wadah yang sudah disiapkan
3. mencampur dengan air
4. menambahkan pengental getah dengan asam cuka/terusi
5. diaduk sampai rata mencampur selama 15 menit
6. menunggu reaksi pengentalan dan kering
7. pengumpulan jelutung/pantung yang sudah kering dalam kolam berair
8. pengangkutan getah jelutung/pantung jadi dengan alat transportasi
9. penimbangan untuk dipasarkan
(1) (2) (3)
(4) (5) (6)
(7) (8) (9)
Selamat Idul Fitri 1432 H
Selamat Idul Fitri 1432 H,
" Minal Aidzin wal Faidin, Mohon Maaf Lahir dan Batin"
" Minal Aidzin wal Faidin, Mohon Maaf Lahir dan Batin"
Langganan:
Postingan (Atom)