Rotan adalah salah satu sumber daya alam unggulan sekaligus pendapatan ekonomi masyarakat di sekitar konsesi PT. Rimba Makmur Utama. Dengan sistem budidaya dalam Agroforestri, Rotan merambat tumbuhnya pada pohon tegakan Karet. Boleh dikatakan, Karet sebagai ATM nya pendapatan masyarakat karena bisa disadap setiap hari jika tidak hujan, dan Rotan adalah Deposito karena dapat dipanen secara pilih setiap 1 tahun sekali setelah berumur 6 tahun.
Pada tahun 1980 – 2010, komoditas Karet dan Rotan merajai pendapatan spektakuler bagi masyarakat sehingga dapat memenuhi kebutuhan keluarga hingga membiayai sekolah tinggi anak-anak mereka.
Lambat laun di era Tahun 2011 – 2015 perekonomian masyarakat mulai terganggu ketika Permendag : Nomor 35/M-DAG/PER/11/2011 Tentang Ketentuan Ekspor Rotan dan produk Rotan diterbitkan untuk melarang ekspor rotan asalan dan cuci dengan belerang. Seperti ibarat jatuh tertimpa tangga, susulan pendapatan masyarakat dari komoditas karet turut terjun bebas seiring dengan permendag terbit serta rentetan kejadian Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). Pada era tahun ini, eksploitasi pada hutan, sungai dan tanah mulai dilakukan sebagian warga untuk bertahan hidup.
Pada tahun 2015 – 2018, berbagai demo dan tukar pendapat mengenai rotan dari petani/pedagang rotan dengan instansi terkait serta pemerintah sering dilakukan, namun hasil yang didapat dari perjuangan untuk meminta keadilan dalam sumber daya alam rotan seakan jalan di tempat dan belum dapat berita yang menggembirakan.
Pada sisi lain, untuk mensiasati buntu nya perjuangan mereka dalam mendapatkan keadilan sumber daya alam sebagai perbaikan pendapatan keluarga, yang dilakukan sementara adalah membuat kerajinan berbahan dasar rotan dan menjual rotan di pasar gelap. Dua Hal tersebut adalah demi keberlangsungan perekonomian masyarakat di petani, pemeroses rotan (runtih, cuci, asap, gulung dan angkut) yang jumlahnya banyak untuk tetap bertahan hidup.
Pada tahun 2020 ini, Pilkada KOTIM 2020 yang bakal calonnya tidak sekalimat pun menggagas dan memperhatikan ekonomi masyarakat melalui sda yang mereka tanam serta kejadian virus corona mewabah di belahan dunia, yang otomatis mempengaruhi pendapatan ekonomi yang makin tidak jelas untuk masyarakat... kini jeritan mereka semakin kencang terdengar…
- berkata saja tidak cukup tanpa kegiatan nyata -